http://e-journal.lppmdianhusada.ac.id/index.php/PIPK/issue/feedPengembangan Ilmu dan Praktik Kesehatan2025-08-12T16:10:28+00:00Sutomosutomo.ners@gmail.comOpen Journal Systems<p>Publikasi ilmiah hasil pelaksanaan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh civitas akademika dalam bidang Kesehatan (keperawatan, kebidanan, kesehatan masyarakat, farmasi dan lain-lain) guna peningkatan kualitas hidup pasien, masyarakat dan sekaligus pendidikan kesehatan kepada masyarakat </p>http://e-journal.lppmdianhusada.ac.id/index.php/PIPK/article/view/474FORMULASI DAN UJI MUTU FISIK LOTION EKSTRAK BUAH MENTIMUN (Cucumis sativus) DENGAN VARIASI KONSENTRASI GLISERIL MONOSTEARAT2025-08-07T04:11:40+00:00Putri Rovita Sariputrirovitasari99@gmail.comDeliya Indah Permatasarideliyaindahp@gmail.comRina Nurmaulawatirina.orin2011@gmail.com<p>Kulit merupakan pertahanan terluar manusia yang sering terkena paparan sinar matahari. paparan sinar matahari yang berlebihan dan terus menerus membuat kulit menua sebelum waktunya dan meningkatkan risiko beberapa keganasan kulit. Lotion menjadi altenatif utama untuk melindungi kulit dari risiko sinar matahari, namun produk berbahan kimia dalam lotion membuat kulit menjadi kering. Sehingga penelitian ini bertujuan memanfaatkan bahan alam dalam pengembangan sediaan lotion buah mentimun memiliki sifat antioksidan dan flavonoid yang dapat menyegarkan, serta untuk mengetahui konsentrasi gliseril monostearat yang baik pada lotion. Metode penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium meliputi pembuatan ekstrak, uji fitokimia, formulasi sediaan lotion dengan variasi konsentrasi gliseril monostearat 4,5%; 5%; 5,5% kemudian dilakukan uji mutu fisik yang meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar dan uji daya lekat. Hasil uji fitokimia ekstrak etanol buah mentimun positif mengandung flavonoid, tanin dan saponin. Hasil uji mutu fisik menghasilkan organoleptik (semua formula memiliki warna puth dan bau buble gum, bentuk F1 dan F2 semi padat sedangkan F3 sedikit cair), nilai pH (F1 5,3; F2 5,2; F3 5,1), nilai daya sebar (F1 5,7; F2 5,2; F3 5,8) dan daya lekat (F1 5,2; F2 5,1; F3 4,8) yang memenuhi standar. Kesimpulan pada penelitian ini adalah konsentrasi gliseril monostearat 5,5% adalah konsentrasi terbaik</p>2025-08-07T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Pengembangan Ilmu dan Praktik Kesehatanhttp://e-journal.lppmdianhusada.ac.id/index.php/PIPK/article/view/499EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PPI (PUMP PROTON INHIBITOR) PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSAU dr. EFRAM HARSANA LANUD ISWAHJUDI MAGETAN2025-08-08T02:33:04+00:00Sylvia Puspitapuspitasilvia07@gmail.comSherlyn Febrianasherlynfebriana17@gmail.comNeyla Nour Fu’adahneylanour101@gmail.comRFX. Premihadi Putrapremihadiputra2@gmail.comRiska Ratnawatiriskaratnawati78@gmail.comAnis Eka Wulandarianisekawulandari@gmail.com<p>Proses inflamasi atau masalah kesehatan yang disebabkan oleh iritasi dan infeksi pada mukosa dan submukosa lambung dikenal sebagai gastritis. Pump Proton Inhibitor (PPI) adalah obat yang paling sering diresepkan karena merupakan penekan asam lambung yang kuat. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui evaluasi rasionalitas penggunaan obat gastritis golongan PPI (Pump Proton Inhibitor) pada pasien rawat inap yang meliputi tepat obat, tepat pasien, tepat dosis dan tepat indikasi di RSAU dr. Efram Harsana Lanud Iswahjudi Magetan. Metode penelitian ini yaitu deskriptif dengan pengumpulan data secara retrospektif yaitu berdasarkan data rekam medis pasien gastritis rawat inap yang terjadi sebelumnya di RSAU dr. Efram Harsana Lanud Iswahjudi Magetan pada periode Januari 2023-Juni 2024. Sampel yang digunakan yaitu 81 pasien gastritis rawat inap yang telah memenuhi kriteria sampel. Hasil penelitian menunjukkan dari 81 pasien rawat inap yang mengalami penyakit gastritis 62% pada perempuan dan 38% pada laki-laki dengan kejadian paling banyak pada usia 18-28 tahun 31%. Obat PPI (Pump Proton Inhibitor) yang paling sering diresepkan pada pasien rawat inap yaitu pantoprazole injeksi 37% sedangkan untuk omeprazole kapsul 24%, lansoprazole kapsul 27% dan esomeprazole injeksi 12%. Evaluasi rasionalitas penggunaan obat PPI (Pump Proton Inhibitor) pada pasien gastritis rawat inap diperoleh hasil untuk tepat obat 100%, tepat pasien 100%, tepat dosis 96%, dan tepat indikasi 100%. Evaluasi rasionalitas penggunaan obat PPI (Pump Proton Inhibitor) pada pasien gastritis rawat inap diperoleh hasil untuk tepat obat 100%, tepat pasien 100%, tepat dosis 96%, dan tepat indikasi 100%</p>2025-08-08T02:33:03+00:00Copyright (c) 2025 Pengembangan Ilmu dan Praktik Kesehatanhttp://e-journal.lppmdianhusada.ac.id/index.php/PIPK/article/view/502HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PENGOBATAN ANTI TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDIAN KABUPATEN SUMENEP2025-08-12T16:10:28+00:00Alvie Maghfirohalviemagh123@gmail.comRizdyana Firmaniarriizdyanafirmaniar@gmail.comRaden Bagus Asyimradenbagus09@gmail.com<p>Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Penularan penyakit tuberkulosis melalui perantara dahak atau ludah yang mengandung basil tuberculosis. Tuberkulosis menjadi salah satu ancaman kesehatan dunia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Pengobatan Anti Tuberkulosis di Puskesmas Pandian Kabupaten Sumenep. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian analitik observasional dengan menggunakan desain penelitian Cross Sectional. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien tuberkulosis sensitif obat yang menjalani pengobatan di Puskesmas Pandian Kabupaten Sumenep periode September – Desember yakni 16 orang dengan tekhnik pengambilan secara total sampling. Hasil penelitian ini dilakukan pada 11 orang sebanyak (68,75%) memiliki hasil kepatuhan pengobatan yang tinggi. Setelah itu dilakukan uji chi-square, didapatkan hasil nilai p-value = 0,001 (≤ 0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pengobatan anti tuberkulosis. Disarankan kepada anggota keluarga agar meperhatikan anggota keluarga yang sakit, memberikan motivasi, merawat, membawa berobat serta memberikan dukungan kepada anggota keluarga yang sakit</p>2025-08-12T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Pengembangan Ilmu dan Praktik Kesehatan