TRANSFER IPTEK TENTANG TATALAKSANA HIPERTENSI KEPADA PASIEN HIPERTENSI GUNA PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN MINUM OBAT
Main Article Content
Abstract
Hipertensi sering kali tidak menimbulkan gejala sehingga juga disebut silent killer. Hipertensi dapat menyerang semua lapisan usia masyarakat dan baru disadari ketika sudah dalam kondisi parah. Penyakit hipertensi sebagai salah satu penyakit menahun dan tidak dapat disembuhkan menjadikan penderita hipertensi harus hidup berdampingan dengan hipertensi seumur hidupnya. Tatalaksana hipertensi dimaksudkan agar penderita hipertensi mampu mengendalikan tekanan darah agar tetap ada dalam kondisi terkendali. Fenomena di wilayah kerja Puskesmas Keputih Kota Surabaya seringkali ditemukan pasien hipertensi yang tidak patuh dalam menjalankan advice tenaga kesehatan untuk mengkonsumsi obat anti hipertensi yang diberikan sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan darah yang tidak terkendali pada pasien hipertensi itu sendiri. Tujuan pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk transfer iptek tentang tatalaksana hipertensi kepada pasien hipertensi guna peningkatan pengetahuan dan kepatuhan minum obat. Asas yang mendasari pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah asas edukatif. Masyarakat sasaran kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah pasien hipertensi di Puskesmas Keputih Kota Surabaya. Bentuk pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah transfer ilmu pengetahuan tentang tatalaksana hipertensi kepada pasien hipertensi guna peningkatan pengetahuan dan kepatuhan minum obat. Pendekatan pelaksanaan kegiatan menggunakan pendekatan edukatif. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan pada Bulan Juli 2022. Materi disampaikan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dari pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat di Puskesmas Keputih Kota Surabaya didapatkan hampir separuh peserta kegiatan pengabdian masyarakat memiliki pengetahuan cukup tentang hipertensi yaitu sebanyak 14 peserta (48,3%), dan sebagian besar peserta kegiatan pengabdian masyarakat tidak patuh dalam minum obat anti hipertensi yaitu sebanyak 19 peserta (65,5%)