PEMANFAATAN CAKRAM KEBUTUHAN ASUPAN CAIRAN UNTUK PENINGKATAN KEBERHASILAN PELAKSANAAN PROGRAM AYO MINUM AIR
Abstract
Salah satu kebutuhan utama manusia adalah cairan / air minum. Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan cairan dalam tubuh dapat membantu untuk mencegah timbulnya berbagai jenis penyakit serta dapat membantu peningkatan kualitas hidup manusia. Namun kesadaran yang dimiliki masyarakat untuk bisa mengkonsumsi air minum sesuai kebutuhan tubuh masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan cakram kebutuhan asupan cairan untuk pelaksanaan program AMIR (Ayo Minum Air). Desain penelitian yang digunakan adalah quasy eksperimental dengan pendekatan pretest posttest group design. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di Perumahan Puri Asri Kabupaten Mojokerto sebanyak 168 penduduk. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 118 responden yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan selama kurun waktu 4 bulan. Hasil pengumpulan data penelitian selanjutnya direkap dalam lembar observasi sebagai data penelitian. Uji analisa yang digunakan adalah paired t test dengan tingkat signifikasi α = 0,05. Berdasarkan hasil dari perhitungan Wilcoxon Signed Rank Test, nilai Z yang didapat sebesar -2,683 dengan p value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,007 di mana kurang dari batas kritis penelitian α = 0,05 sehingga dari hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kelompok pretest dan posttest yang berarti cakram kebutuhan asupan cairan efektif untuk digunakan sebagai media edukasi pelaksanaan program AMIR (Ayo Minum Air). Pemenuhan kebutuhan air minum sesuai kebutuhan tubuh merupakan hal penting untuk menjadi perhatian. Gerakan AMIR (ayo minum air) merupakan upaya yang dilakukan untuk memotivasi masyarakat dalam upaya hidup sehat melalui pemenuhan kebutuhan air minum sesuai dengan rekomendasi kesehatan. Penggunaan metode yang tepat untuk melakukan sosialisasi suatu program menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan pelaksanaan program kesehatan