PENGUKURAN LEMAK TUBUH DAN INDEKS MASSA TUBUH SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN RESIKO PENYAKIT KARDIOVASKULAR
Abstract
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab utama kematian baik di negara maju maupun negara berkembang. Di Indonesia menurut hasil Riskesdas 2013 prevalensi PJK penduduk usia > 15 tahun berdasarkan wawancara yang pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatan akan mempunyai gejala subyektif PJK di Indonesia sebesar 1,6 persen. Berdasarkan data dari WHO penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia dan 60% dari seluruh penyebab kematian penyakit jantung adalah penyakit jantung iskemik. Diperkirakan pada tahun 2030 sebanyak 23,6 juta orang di dunia akan meninggal karena penyakit kardiovaskular. Penyakit jantung koroner terjadi bila pembuluh arteri koroner tersebut tersumbat atau menyempit karena endapan lemak, yang secara bertahap menumpuk di dinding arteri. Proses penumpukan itu disebut artesklerosis dan bisa terjadi di pembuluh darah lainnya tidak hanya di arteri koroner. Faktor penyebab munculnya penyakit jantung adalah kelebihan berat badan atau obesitas, sebagaimana diketahui, bahwa kelebihan berat badan dapat meningkatkan resiko terkena serangan jantung. Orang yang mengalami kegemukan akan diikuti dengan penimbunan lemak dan peningkatan kadar kolesterol darah. Beberapa penyebab penyakit kardiovaskuler antara lain dalah perilaku merokok, ketidaktifan fisik, makanan, kolesterol, diabetes, tekanan darah tinggi dan obesitas. Obesitas dapat diukur dengan indeks massa tubuh (IMT). Tingginya persentase lemak tubuh erat kaitannya dengan kelebihan berat badan dan dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit kardiovaskuler